Selasa, 18 Mei 2010

THE ENVIRONMENTAL PROBLEM : IT’S CAUSES AND ISLAM SOLUTION



BKIM & HIMALIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Minggu, 16 Mei 2010. Bertempat di gedung LIPI Bogor lantai dua, telah diselenggarakan Diskusi Terbuka dengan tema “The Environmental Problem : it’s Causes and Islam Solution”. Kegiatan ini diselenggrakan atas kerja sama BKIM (Badan Kerohanian Islam Mahasiswa) IPB dan HIMALIKA (Himpunan Mahasiswa Lingkungan) IPB. Diskusi terbuka ini dihadiri lebih dari 90 peserta eksternal yang terdiri dari kalangan intelektual -mahasiswa, dosen, dan aktivis-aktivis dakwah kampus-, tidak hanya mereka yang memiliki latar belakang program studi dibidang lingkungan, tetapi juga dari bidang keahlian lainnya di luar lingkungan.

Dalam data base panitia tercatat bahwa peserta berasal dari latar belakang bidang keahlian yang beraneka ragam seperti mahasiswa dari Diploma IPB dengan basic program studi keahlian Teknik dan Manajemen Lingkungan, Manajemen Agribisnis, Perkebunan Kelapa Sawit, Akuntansi, serta mahasiswa dari Politeknik Kent Bogor dengan program studi keahlian Teknik Komputer, mahasiswa dari Universitas Indonesia, ST Perikanan Bogor, Universitas Gunadharma, dan Analisis Kimia Bogor.

Diskusi terbuka menyikapi masalah kerusakan lingkungan ini merupakan suatu kegiatan yang langka, karena jarang diadakan terutama dengan mengangkat tema islam sebagai problem solver untuk permasalahan lingkungan. Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dibawakan oleh saudara Agus Nuryanto (Ketua Harian BKIM Diploma IPB). Dilanjutkan dengan sambutan dari ketua pelaksana Yudith Sand Faundry (Ketua HIMALIKA) dan testimony dari salah satu kandidat calon Duta Lingkungan IPB, saudara Arif dari program keahlian Perkebunan Kelapa Sawit Diploma IPB.

Acara inti dimulai pada pukul 09.00 WIB yang dipandu oleh saudara Bayu (Fakultas Kehutanan IPB). Diawali dengan pemutaran video tentang gambaran kondisi fakta kerusakan lingkungan di Indonesia, peserta mulai terbuka pemikirannya akan mirisnya kondisi lingkungan dan sumberdaya alam di negeri ini yang dikuasai oleh asing. Materi disampaikan oleh Dr. Ing. Fahmi Amhar (Peneliti Utama IV/e Bidang Sistem Informasi Spasial di BAKORSURTANAL Indonesia, Dosen PPS di IPB, dan Universitas Paramadina Jakarta, sekaligus DPP Hizbut Tahrir Indonesia).

Dr. Fahmi memulai pemaparan materi dari pengungkapan fakta dibalik isu global warming. Negara-negara maju seperti AS mencuatkan fitnah bahwa sumber global warming yakni gas rumah kaca yang banyak diproduksi oleh dunia islam akibat pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali (karena penolakan program KB). Namun fakta yang sebenarnya yakni, sumber emisi gas CO2 terbanyak diproduksi dari penggunaan energi dari bahan bakar fosil (transportasi dan industri). Emisi gas rumah kaca terbesar diproduksi oleh negara-negara maju yang tergolong dalam G-8 (AS, Jepang, Jerman, Kanada, Inggris, Perancis, Itali, dan Rusia) sebesar 68% dari emisi total CO2 dunia. Berbagai konferensi dunia untuk mengatasi masalah kerusakan lingkungan berakhir dengan kesia-siaan. Karena keengganan negara-negara maju untuk ikut meratifikasi dan membuat perjanjian dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Negara-negara dunia ketiga menyadari bahwa terdapat factor institusional yang sulit diatasi, negara-negara maju merasa sudah berada di zona aman. Selain itu, di dunia tidak ada skema ekonomi alternative yang global.

Terdapat diantaranya tiga solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi isu dan permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini. Pertama dengan merubah pola pikir dan sikap individu dalam menjaga kelestarian lingkungan. Kedua dengan melakukan dan mencari terobosan teknologi yang ramah lingkungan. Dan yang ketiga yakni revolusi atau perubahan pada sistim yang diterapkan saat ini. Semakin jelas, untuk menyelamatkan planet ini dari kehancuran ekologis memerlukan paradigma dan sistim ekonomi-politik global yang baru. Sistim politik-ekonomi kapitalis-sekuler global terbukti gagal. Perlu adanya sistim alternative yang bersandar pada Sang Pencipta Yang Maha Tahu, Alloh SWT berfirman : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. 30: 41)
Sistem alternatif bagi dunia yang sekaligus adalah sistem satu-satunya bagi kaum muslimin yakni sistem pemerintahan Islam global (khilafah). Syariat Islam yang diterapkan secara menyeluruh oleh khilafah akan mengatasi masalah CO2 ini sejak dari akarnya. CO2 akan dikurangi dari sisi demand maupun supply.

Kegiatan dilanjutkan dengan dua kali sesi tanya jawab untuk enam orang penanya. Diakhiri dengan closing statement dan kesimpulan oleh moderator. Sebagai penutup ada persembahan puisi dan akustik dari panitia. Puisi dibawakan oleh saudara Udan dari program keahlian Akuntansi Diploma IPB, dan akustik oleh Rendy dari program keahlian Teknik Komputer, Politeknik Kent. Diakhiri dengan doa oleh saudara Ujang. Kegiatan diakhiri tepat pada pukul 12.00 WIB. Demikianlah kegiatan diskusi terbuka ini berlangsung, semoga dapat bermanfaat dan mampu menginspirasi kita untuk lebih giat dalam mendesain uslub dakwah. Wallahu’alam Bishshowab. (Telaga Kautsar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar